Jika kebanyakan temuan situs sejarah atau prasasti yang ada di Lamongan menunjukkan peninggalan zaman Airlangga, apa tidak mungkin kerajaan Kahuripan dulunya ada di Lamongan? Ini perlu penelitian dan penggalian sejarah secara sabar dan cermat.
Selain Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Mojokerto yang selama ini terus menggali peninggalan sejarah, ada seorang warga Lamongan juga sedang melakukan penelusuran tentang kemungkinan kebenaran terkait kerajaan Airlangga ini. Dialah Supriyo, yang tidak lain warga Desa Siser, Kecamatan Laren. Sejak di desanya ditemukan candi, selama berbulan-bulan dia melakukan pelacakan di lapangan. Dia tidak lelah berpetualang untuk menelusuri keterkaitan situs atas artefak yang ada di Lamongan. Yaitu, dengan merangkai dalam sebuah perjalanan sejarah yang tertulis di batu atau melacak melalui internet. ''Di internet semua bisa kita cari, termasuk sejarah kerajaan dan peninggalannya. Bahkan, ada beberapa tentang sejarah itu hanya bisa dilihat di website mancanegara,'' katanya.
Supriyo yakin kebenaran Lamongan adalah salah satu dari tempat kerajaan Kahuripan yang dipimpin Prabu Airlangga. Selain dia meyakini dari tulisan Dr Ninie Soesantie, arkeolog Universitas Indonesia yang menyebutkan Lamongan menyimpan data yang luar biasa mengenai Prabu Airlangga. Bahwa, Airlangga itu raja besar, malah lebih besar dari Hayam Wuruk.
Jika para arkeolog menyajikan dengan tulisan, Supriyo melacaknya dengan menelusuri nama-nama tempat yang selama ini pernah disebut dalam buku sejarah nasional. Dicontohkan, Prabu Airlangga disebutkan pernah melarikan diri ke Pataan. Selama ini tidak pernah disebutkan Pataan itu dimana. ''Tapi, berdasarkan prasasti yang ada di Lamongan, khususnya yang ditemukan di Pataan menyebutkan bahwa di prasasti tersebut tertulis sebagai pemerintahan sementara zaman Airlangga,'' katanya.
Ditegaskan Supriyo, dari sebanyak 42 prasasti batu di Lamongan diperkirakan berasal dari zaman sebelum munculnya Kerajaan Majapahit. Tapi, juga tidak pernah disebutkan atau ditemukan adanya keterangan prasasti pada era Singasari. Beberapa prasasti seperti prasasti pamwatan (Pamotan), prasasti Pasar Legi (Sendang Rejo, dulunya satu desa), prasasti Puncakwangi, Prasasti Wotan (Slahar Wotan), semuanya ada di Lamongan, semuanya jelas teridentifikasi sebagai prasasti-prasasti yang di keluarkan oleh Prabu Airlangga. ''Sehingga, tidak terlalu salah kalau kita memerkirakan atau meyakini bahwa Airlangga bisa jadi memerintah di Lamongan,'' kata Supriyo. (idi/wid)
0 komentar:
Posting Komentar